Cegah Stunting Lewat Teknologi! Itera Luncurkan Program Bina Desa Berbasis IoT di Lampung Selatan
Fakta Tekno — Institut Teknologi Sumatera (Itera) kembali menunjukkan komitmennya dalam pembangunan masyarakat desa melalui peluncuran Program Bina Desa di Desa Baru Ranji, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan. Program yang digelar sejak November 2024 hingga Januari 2025 ini mengusung misi utama pencegahan stunting dengan menggabungkan edukasi kesehatan dan inovasi teknologi terkini.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang melibatkan langsung mahasiswa dan dosen Itera. Dengan pendekatan berkelanjutan, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.
Baca juga: Perhatikan Jejak Digital Anda! Inilah 8 Cara Ampuh Lindungi Data Pribadi di Internet

Teknologi IoT Jadi Senjata Baru Lawan Stunting
Salah satu inovasi utama yang diperkenalkan Itera dalam program ini adalah alat antropometri berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan pemantauan tumbuh kembang anak secara digital dan real-time, mulai dari pengukuran tinggi hingga berat badan anak secara akurat.
Dengan sistem terintegrasi, data pertumbuhan anak dapat diakses dengan mudah oleh orang tua maupun tenaga kesehatan. Teknologi ini mendukung deteksi dini risiko stunting, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Baca juga: Masih Layak Beli? Ini 7 Alasan PS4 Tetap Jadi Primadona Gamer di Tahun 2025
Dimulai dengan Sosialisasi dan Seminar Edukasi Kesehatan
Kegiatan diawali dengan sesi sosialisasi dan diskusi interaktif yang melibatkan warga desa bersama mahasiswa dan dosen Itera. Dalam kesempatan tersebut, turut diadakan seminar edukatif yang diisi oleh enam dosen dari Program Studi Teknik Biomedis Itera.
Seminar ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Baru Ranji, Misnandri, yang mengungkapkan apresiasinya terhadap kontribusi Itera dalam memajukan sektor kesehatan masyarakat. Sementara itu, Idra Herlina, S.Si., M.Sc., dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera, menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menangani isu stunting secara komprehensif.
Mahasiswa Paparkan Manfaat Teknologi Antropometri Digital
Baca juga: Terbaru! Cara Gunakan WhatsApp di Lebih dari Satu Perangkat, Tanpa Perlu HP Utama Aktif
Dalam sesi presentasi, dua mahasiswa Itera—Indhira Mustika dan Ridho Lailatul Akbar—memaparkan keunggulan dari alat antropometri digital yang mereka kembangkan. Perangkat ini memiliki antarmuka yang user-friendly, mampu menganalisis data secara otomatis, dan dirancang untuk digunakan dengan mudah di tingkat desa.
Dengan keakuratan tinggi dan kemampuan integrasi data, alat ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis yang bisa diadopsi oleh lebih banyak daerah dalam rangka memerangi stunting.
Edukasi Gizi Lengkap Jadi Bagian Penting Program
Tak hanya mengandalkan teknologi, Itera juga menekankan pentingnya edukasi gizi. Dalam seminar tersebut, Retno Maharsi, S.Si., M.Sc., menyampaikan materi seputar pentingnya makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi dari bahan lokal.
Sementara itu, Sekar Asri Tresnaningtyas, S.Si., M.Biomed., memaparkan bagaimana kebiasaan konsumsi teh manis bisa menghambat penyerapan zat besi pada anak—yang menjadi salah satu faktor risiko stunting.
Kolaborasi Teknologi dan Edukasi Jadi Model Pembangunan Desa
Program Bina Desa Itera di Desa Baru Ranji menjadi contoh konkret bagaimana kolaborasi antara teknologi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat bisa menciptakan solusi nyata untuk masalah kesehatan nasional seperti stunting.
Dengan pendekatan holistik dan penerapan teknologi terkini, Itera berharap inisiatif ini bisa dijadikan model bagi desa-desa lainnya di Indonesia. Langkah ini membuktikan bahwa kerja sama antara akademisi dan masyarakat adalah kunci menuju pembangunan desa yang lebih sehat dan berdaya saing.